Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Bahasa
Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Bahasa
Oleh: Ahmad Muttaqillah
Orang banyak yang menyangka metode ini hanya dapat diterapkan pada pembelajaran IPA saja. Padahal sebenarnya metode itu dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk pelajaran Bahasa Indonesia.
Eksperimen artinya percobaan, sekalipun makna yang lebih khusus eksperimen memerlukan sistem dan perancanaan yang matang. Namun secara umum eksperimen memiliki makna dan realisasi yang bermacam-macam, sesuai dengan konteks, dan tingkatannya. Jadi metode eksperimen dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada sekolah tinggi tentu eksperimen dalam pembelajaran bahasa membutuhkan dugaan sementara atau hipotesis. Berbeda dengan dengan sekolah dasar dan menengah. Metode eksperimen dapat diterapkan dengan mudah, pada pelajaran mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Di sekolah dasar, khususnya di kelas rendah, dalam pembelajaran mendengarkan deskripsi lisan, siswa diperdengarkan suatu gambaran sebuah benda, ruang, atau suatu suasana, lalu siswa menebaknya. Demikian juga dalam pembelajaran berbicara, siswa diberikan gambar atau bendanya langsung, lalu yang bersangkutan mengucapkan bentuk, warna, dan rasa, serta manfaatnya.
Dalam pembelajaran kosakata, misalnya guru mengajukan huruf awal dari kata dasar. Katakanlah guru menentukan huruf b, kemudian siswa menentukan kata yang berhuruf awal b tersebut. Setelah siswa sudah menemukan kata-kata itu, kemudian disuruh membuat kalimat dari kata tersebut.
Pasti siswa bertanya kepada gurunya, "Pak kata-kata itu diletakkan di awal kalimat, di tengah, atau di akhir." Guru menjawabnya, "Boleh di awal, di tengah atau di akhir kalimat, lalu kata itu digarisbawahi, supaya saya mudah mengoreksinya."
Dengan demikian siswa akan mencoba menulis kalimat sesuai dengan pikirannya masing-masing. Sehingga hasil yang didapat guru akan memunculkan alimat yang berbeda-beda, namun kata kuncinya tidak hilang, yaitu kata dasar yang berawal huruf b yang digarisbawahi.
Orang banyak yang menyangka metode ini hanya dapat diterapkan pada pembelajaran IPA saja. Padahal sebenarnya metode itu dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk pelajaran Bahasa Indonesia.
Eksperimen artinya percobaan, sekalipun makna yang lebih khusus eksperimen memerlukan sistem dan perancanaan yang matang. Namun secara umum eksperimen memiliki makna dan realisasi yang bermacam-macam, sesuai dengan konteks, dan tingkatannya. Jadi metode eksperimen dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada sekolah tinggi tentu eksperimen dalam pembelajaran bahasa membutuhkan dugaan sementara atau hipotesis. Berbeda dengan dengan sekolah dasar dan menengah. Metode eksperimen dapat diterapkan dengan mudah, pada pelajaran mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Di sekolah dasar, khususnya di kelas rendah, dalam pembelajaran mendengarkan deskripsi lisan, siswa diperdengarkan suatu gambaran sebuah benda, ruang, atau suatu suasana, lalu siswa menebaknya. Demikian juga dalam pembelajaran berbicara, siswa diberikan gambar atau bendanya langsung, lalu yang bersangkutan mengucapkan bentuk, warna, dan rasa, serta manfaatnya.
Dalam pembelajaran kosakata, misalnya guru mengajukan huruf awal dari kata dasar. Katakanlah guru menentukan huruf b, kemudian siswa menentukan kata yang berhuruf awal b tersebut. Setelah siswa sudah menemukan kata-kata itu, kemudian disuruh membuat kalimat dari kata tersebut.
Pasti siswa bertanya kepada gurunya, "Pak kata-kata itu diletakkan di awal kalimat, di tengah, atau di akhir." Guru menjawabnya, "Boleh di awal, di tengah atau di akhir kalimat, lalu kata itu digarisbawahi, supaya saya mudah mengoreksinya."
Dengan demikian siswa akan mencoba menulis kalimat sesuai dengan pikirannya masing-masing. Sehingga hasil yang didapat guru akan memunculkan alimat yang berbeda-beda, namun kata kuncinya tidak hilang, yaitu kata dasar yang berawal huruf b yang digarisbawahi.
Komentar
Posting Komentar