"Insya Allah" atau "Insha Allah"

“Insya Allah” atau “Insha Allah”
Oleh: Ahmad Muttaqillah
Sering kita perhatikan di media sosial, tulisan إن شاء الله   diperdebatkan transliterasinya (alih aksaranya), seperti insya Allah atau insha Allah. Zakir Naik mengusulkan tulisan itu dialihaksarakan menjadi insha Allah. Masyarakat media sosial yang berada di Indonesia mengadopsi mentah-mentah alih aksara asing tersebut. Yang kita tahu selama ini bahwa Zakir Naik, seorang ulama kondang, ahli debat dari India. Bangsa India menggunakan bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa wajibnya. Jadi tulisan insha Allah ala zakir Naik merupakan alih aksara dari bahasa Inggris (asing).

Baiklah, mari kita kupas alih aksara إن شاء الله      dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang amat konsisten antara tulisan dengan ucapan. Artinya tulisan dengan ucapan sama. Berbeda dengan bahasa Inggris, antara tulisan dengan ucapan berbeda. Contoh dalam bahasa Inggris kata one dibaca wan, he dibaca hi, under dibaca ander, dan seterusnya.

Apakah demikian dengan bahasa Indonesia? Jelas tidak, seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu dalam bahasa Indonesia antara tulisan dengan ucapan sama. Maka bahasa Indonesia adalah bahasa yang amat konsisten. Hal ini juga terdapat dalam bahasa Arab. Bahasa arab memiliki kesamaan antara tulisan dengan ucapan.

Hanya saja lambang aksara bahasa Arab berbeda dengan bahasa Indonesia. Oleh karena pebedaan itu maka dibutuhkan alih aksara yang tepat dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Untuk melakukan alih aksara atau penerjemahan tulisan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, tidak bisa asal-asalan atau hanya pendapat pribadi atau mencontek orang asing. Hal ini perlu pemahaman bersama antara masyarakat dengan ahli bahasa. Ahli bahasa juga banyak, ahli bahasa yang mana? Untuk menjawabnya mudah, tentu ahli bahasa Indonesia.

Oleh karena itu untuk menerjemahkan tulisan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia maka harus dibandingkan dengan bahasa Indonesia bukan dengan bahasa lainnya, seumpama bahasa Inggris atau Jepang. Tentu apabila kita mencontoh alih aksara bahasa lain seperti bahasa inggris, kemudian kita gunakan. Tentu hal itu amatlah tidak bijak, bahkan mungkin keterlaluan, sekalipun alasannya barangkali naturalisasi karena zamannya memang begitu saat ini.

Mari kita simak baik-baik agar kita tidak serampangan dalam menulis kata asing ke dalam bahasa Indonesia. Kita buka dulu kamus bahasa Indonesia, baik yang di dalam buku cetak maupun dalam jaringan (daring).

Pertama, apabila kita buka ungkapan إن شاء الله  dalam kamus bahasa Indonesia ditulis sebagai berikut: insya Allah adalah ungkapan yg digunakan untuk menyatakan harapan atau janji yang belum tentu dipenuhi (maknanya 'jika Allah mengizinkan'). Jelas sudah tulisan إن شاء الله dalam bahasa Arab bila ditulis dalam bahasa Indonesia menjadi insya Allah bukan insha Allah.

Kedua dalam bahasa Arab huruf syin (ش)  dilambangkan dengan huruf sy yang merupakan konsonan rangkap dan sh merupakan transliterasi dari huruf shad (ص). Maka apabila diharakatkan (diberi tanda cara membaca) ditulis menjadi شَ   alih aksaranya sya dan dan lambang huruf صَ transliterasi sha (dibaca sho). Hal itu tertuang dalam surat keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor 158 tahun 1987 - Nomor: 0543 b/u/1987. Dapat kita lihat  tabel translitasi abjad (alih aksara) sbb.:
Huruf Arab
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
Alih Aksara

B b
T t
Ts ts
J j
Ḥ ḥ
Kh kh
D d
Dz dz
R r
Z z

Huruf Arab
س
ش
ص
ض
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
Alih Aksara
S s
Sy sy
Sh sh
Dh dh
T th
Zh zh
‘A ‘a
Gh gh
F f
Q q
K k

Huruf Arab
ل
م
ن
و
ه
ء
ي
Alih Aksara
L l
M m
N n
W w
H h
Tidak dilambangkan atau  ‘
Y y

Ketiga, bila ungkapan insya Allah dituliskan insha Allah akan mengubah makna atau arti. Berdasarkan penjelasan di atas ungkapan inssya Allah adalah إن شاء الله mengandung makna jika Allah mengizinkan atau jika Allah menghendaki. Sedangkan insha Allah adalah إن صاء الله mengandung makna sensus Allah atau biro statistik Allah.

Jadi, sesungguhnya tulisan insha Allah untuk kalimat إن شاء الله salah karena tidak ada landasan dasarnya dalam alih aksara Indonesia. Kalau dipaksakan juga maknanya jauh dari apa yang dimaksud yaitu sensus Allah bukan jika Allah menghendaki. Jelas bahwa frasa insha Allah (sensus Allah dan frasa insya Allah (jika Allah mengizinjkan). Maka Frasa insya Allah sudah baku sesuai dengan kamus bahasa Indonesia, adalah bahasa yang sudah baku, baik dan benar. Jadi sekarang, jangan digunakan lagi frasa insha Allah dalam bahasa Indonesia, gunakanlah insya Allah, itulah yang lebih tepat.

Wallahu A’lam. (Depok, 19 Pebruari 2017)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-Jenis kalimat Majemuk Setara

SOAL AKHIR SEMESTER KELAS 4 SD BESERTA KUNCI JAWABAN

Kisi-Kisi Soal Akhir Semester Kelas 4