Salah Hotel

Oleh: Ahmad Muttaqillah
Kedatanganku tepat jam 11.45. Adzan jumat, 16 November 2018 sedang berkumandang. Suatu tempat nan asri di sebuah hotel yg jaraknya 5 km dari Kebun Raya Bogor. Aku langsung menuju masjid di belakang hotel itu. Masjid milik hotel yg cukup besar. Segera aku berwudu dan menunaikan salat qabliah jumat. Ya khotbah sudah dimulai, aku masih melaksanakan salat itu.

Salat qabliahku usai. Khatib mengajak seluruh jamaah untuk bertakwa. Aku bertanya-tanya tentang makna takwa. Khatib melanjutkan khutbah bahwa makna takwa itu selalu tunduk dan patuh kepada sang khalik.

Khotbah itu berisikan tentang semangat kerja harus disandarkan kepada sang khalik. Agar semangat kerja kita tak pupus maka semua kita serahkan kepada Allah bahwa semangat kerja itu hanya semata untuk mengabdi kpd Allah saja. Dengan demikian bekerja akan mengedepankan kejujuran, keikhlasan, dan banyak berbagai kebaikan.

Usai menyimak khotbah, salat Jumat dua rakaat pun dilaksanakan. Aku  salat di teras. Pada teras tanpa atap, seeperti bangunan segi empat di timur tngah. Terik mtahari menyengat menembus dedaunan. Cahaya itu jatuh pada karpet lantai teras. Saat aku bersujud panas terasa beberapa saat pada jidatku. Pada sujud kedua terasa hangat.

Usai salat jumat aku segera berzikir untuk menyatakan rasa sukur kepada Allah bahwa aku sudah sampai pada tempat yang dituju. Aku segera keluar masjid dengan sopir mobil antar - jemputku setelah salat sunat bakdiah. Selanjutnya menuju mobil dan mengambil tas pakaian dan labtop. Kuambil tasku dan kuucapkan terima kasih kepada Kang sopir. Aku segera menuju hotel tempat pelatihan.

Sesampai di resepsionis, aku tanyakan kepada petugas, sambil menyodorkan surat tugas.
"Silakan Pak ke atas, di ruang Diamond."
Langsung saya ke atas. Sampai di atas, di dinding samping pintu kiri ruang itu tertulis "Pertamina."
Langsung saya tanya kepada OB yang mondar-mandir di tempat itu.
"Mas... Mas...saya mau tanya peserta dan panitia rombongan  pelatihan pepustakaan belum datang ya?"
"Nanti sore Pak jam 18.00."
"Lha, kan, mulai acaranya jam 13.00, Mas." Sambil saya memprlihatkan surat.
"Ini pak waktu kedatangannya ada di hp saya."
"Terus saya tunggu di mana. Lama dong saya nenunggunya. Lalu barang saya titip di mana?"
"Titip saja di resepsionis pak."
"Oh, ya...baik." kataku.

Aku telepon panitia pelaksana. Ia mengangkatnya dan menjawabnya " Tunggu saja Pak. Panitia sudah berangkat pada pukul 11.00."
Saya kembali ke resepsionis untuk menitip bawaan berisi pakaian salin dan tas labtop.
"Tunggu saja di sini, ya Pak."
"Baik, Mbak...terima kasih."

Saya menunggu kedatangan rombongan pelatihan dengan duduk-duduk di sofa sambil membaca majalah. Isi majalah itu tak terlalu spektakuler. Ya berisi tentang kehebatan pemerintahan Joko Widido. Mataku semakin kuyu. Sambil memegang majalah aku tertidur di sofa sambil duduk bersandar. Lumayan untuk ustirahat agar hilang kepenatan menunggu. Beberapa saat aku terbangun. Perut terasa lapar. Aku menghampiri resepsionis kembali.
Saya berjalan gontai menuju resepsionis.
"Mas Mas boleh tidak saya makan?"
"Boleh Pak...dengan membayar 150.000 rupiah makan sepuasnya."
"Bukan begitu, Mas… saya, kan, tamu rombongan barang kali ada jatah makan untuk saya."
"Oh...tidak bisa...rombongan Bapak cek innya jam 18.00."
"Waduh, tega nian!" Kataku dalam benak.

Aku menelepon panitia sekali lagi. Teleponku tak diangkat, mungkin sedang sibuk. Aku keluar lobi hotel untuk mencari warung nasi tegal (warteg). 100 meter ke kiri kutengok ke kanan tak ada warteg. Di depan saya banyak tukang gojek. Barangkali di sana ada warteg.

Aku pun mendatangi keramaian itu. Ternyata di situ hanya ada tukang mie rebus. Aku langsung masuk dan langsung memesan mie telor rebus.
"Silakan Pak duduk."
"Baik Bu," sahutku dan terus duduk sambil menunggu mie rebus matang.

Usai melahap mie rebus sambil memandangi sekelililing segera membayarnya pada si ibu. "Lumayan perutku sudah terisi gak seperti tadi. Duduk berjam-jam di lobi hotel tak melahap santapan. Makanan kecilpun aku tak bawa sebab aku tak suka ngemil." Aku segara kembali ke hotel berjalan santai sambil menunggu rombongan pelatihan datang.

Sampai kira-kira pukul lima sore tak ada tanda-tanda. Sambil duduk membaca majalah kuangkat telepon gengamku dan kutelepon panitia. Alhamdulillah diangkatnya akuucapkan salam, ia segera menjawabnya.
"Asalamualaikum Pak panitia. Saya dari sebelum Jumat sudah menunggu di hotel, kok masih sepi ya."
Oh...ya, masya Allah...saya lupa beri tahu jangan-jangan Bapak salah hotel. Memang nama hotel itu sama pak tapi bukan di situ tapi di Jl. Paledabg 53."
"Oh..bgitu Pak ya. Terima kasih infonya Pak."
Aku langsung menuju satpan untuk memesan gojek. Karena aku tak punya aplikssi gojek.

Belum sempat satpam mengangkat teleponnya, tukang gojek sampai di depan hotel mengantar seseorang. Saya langsung bertanya ke tukang gojek. "Bang antar saya ke Jl. Paledang 53. Kira-kira berapa kilometer dari sini?"
Ia segera buka google map. "Kira-kira 5 km Pak."
"Ya, antar saya ke situ."
"Siap Pak."

Aku langsung di antar kira-kira dlm waktu 15 menit sebab jalan tak macet. Sampailah aku di tempat itu. Gojek segera berhenti dan aku pun turun.
"Berapa Bang harganya."
Terserah Bapak, lah."
"Baik sekali abang gojek ini," tuturku dlm hati.
"Tiga pulu tibu rupiah ya Bang."
"Ya boleh."
Kusodorkan uang lembaran lima puluh ribu rupiah. Ia segera mengembalikannya dua puluh ribu rupiah. Aku segera bergegas menuju Hotel Sahira Batik berseberangan jalan dengan Kebun Raya Bogor. Suasan cukup asri dan nyaman. Acara pun sudah dimulai. Aku langsung masuk aula dan mengikuti pretes.

Depok, 25 November 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-Jenis kalimat Majemuk Setara

SOAL AKHIR SEMESTER KELAS 4 SD BESERTA KUNCI JAWABAN

Kisi-Kisi Soal Akhir Semester Kelas 4