Kontralingua hingga Kontrasosial

Kontralingua hingga Kontrasosial
Oleh: Ahmad Muttaqillah
Yang melemahkan Indonesia itu adalah orang-orang yang sering membuat prokontra makna kata, istilah atau terminologi yang sudah baku di masyarakat.
Siapakah mereka? Apakah mereka dari kelompoknya atau agamanya itu sendiri? Apakah mereka minoritas ataukah mayoritas? Tentu kita sudah tahu sekalipun tidak mencocok hidungnya.
Sejarah juga sdh mencatat. Kehancuran suatu kelompok, golongan ataupun suatu bangsa disebabkan oleh mereka itu sendiri.
Ingatlah, mengapa Indonesia begitu lama melawan penjajah? Disebabkan bukan karena langsung melawat penjajah secara berhadapan. Tetapi melawan antek-anteknya dari bangsanya sendiri yang mau dibayar sbg tentara.
Apakah sekarang mesti mewariskan zaman penjajahan di mana para pemangku kepentingan membuat istilah yang kontraproduktif?
Secara verbal kontraproduktif sudah terjadi. Siapakah penggagasnya? Kita sudah tahu walau tak mencocok hidungnya. Inilah pangkal sebuah pertentangan bahkan perpecahan secara bahasa.
Upaya-upaya pelemahan bangsa tengah terjadi di era ini. Oleh sebab itu dibutuhkan kesadaran bersama. Bangsa yang hancur disebabkan karena kelompok mayoritas yang centang perenang.
Maka sadarlah dan ketahuilah bahwa tidak ada pencuri yang mau disebut pencuri. Hal itu lumrah dan wajar. Tetapi kalau ada orang mencegah ronda malam untuk menghalau pencuri itu tidak wajar alias kurang ajar.
Jadi jelas terminologi "kafir." Yang sedang diotak-atik itu tampak mempengaruhi retaknya kesatuan bahasa dan bangsa. Sebab dalam kamus bahasa Indonesia sdh jelas bahwa kata "kafir" itu adalah orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dalam KBBI juga dijelaskan ragam kata "kafir" dan maknanya. Misalnya "kafir zimni" adalah orang-orang kafir yang tidak memusuhi kaum muslim. "Kafir muahid" adalah orang-orang kafir yang tidak akan memerangi kaum muslimin selama kurun waktu dlm perjanjian damai. Dan "kafir harbi" adalah golongan orang-orang yang selalu memerangi kaum muslim.
Dalam kamus masyarakat yang berlaku sejak lamam "kafir" adalalah orang-orang yang tidak seiman dengannya atau agamanya. Istilah itu berlaku bagi semua agama. Maknanya sdh dapat dimaklumi bersama karena kata itu sudah menjadi arbitrase bagi kebanyakan orang.
Lalu provikasi apa lagi yang akan dilontarkan selain kata "kafir"? Apakah Islam sama dengan kristen sama dengan Hindu sama dengan Buda, dst? Jadi orang hindu, buda dst adalah Islam pada masa kini?
Atau maksudnya, sebenarnya hindu, kristen, buda, dan seterusnya kembalilah kepada agama tauhid yaitu Islam karena agama-agama itu dulunya adalah agama tauhid? Kalau begitu saya setuju. Masalahnya kan banyak yang tak setuju. Tapi ya tak apa-apa.
Cuma kok sesama muslim ribut? Ya disengaja oleh para stimulan yang katanya tokoh dan cendikia. Sehingga terjadi kontra lingua dan sosial.
Bagi saya sih, disengaja atau tidak sang pembuat kontralingua dan kontrasosial sehingga terjadi pelemahan kesatuan bangsa ini, Ia harus beristighfar dan memohon maaf pada khalayak. Kalau tidak, berarti ia penghianat bangsa.
Jakarta, 4 Maret 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-Jenis kalimat Majemuk Setara

SOAL AKHIR SEMESTER KELAS 4 SD BESERTA KUNCI JAWABAN

Kisi-Kisi Soal Akhir Semester Kelas 4