Keterampilan Menyimak
Oleh: Ahmad Muttaqillah
Menyimak dalam pembalajaran bahasa sangat dibutuhkan. Tanpa menyimak
tentu pelajaran sulit menerima informasi. Menyimak yang baik akan memperoleh
hasil simakan yang baik pula. Dalam proses pembelaran menyimak harus bersifat
produktif. Dengan menyimak produktif akan memperoleh hasil yang positif.
Dalam pembahasan ini akan disampaikan
hal-hal yang berkaitan dengan menyimak, seperti pengertian menyimak,
jenis-jenis menyimak, unsur-unsur menyimak, dan tahapan-tahapan menyimak, serta
seberapa besar kempuan sesorang di dalam menyimak.
Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (1) menyimak adalah
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang,
(2) meninjau (memeriksa, mempelajari)
kembali dengan teliti.
Menurut Tarigan, menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan
Pada hakikatny menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup
kegiatan mendengarkan simakan, bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterprestasi, menilai dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam
bahan simakan
Sebenarnya mendengarkan dengan menyimak tidak sama persis, walaupun
banyak kalangan yang menyamakannya, namun kenyataannya adalah berbeda.
Mendengarkan berkaitan erat dengan bunyi (suara), sedangkan menyimak berkaitan
erat dengan bunyi (suara), tulisan , lambang, gambar, dll. Jadi sebenarnya
menyimak lebih kompleks daripada mendengar dan mendengarkan.
Dalam bahasa Inggris menyimak diterjemahkan dengan kata listening.
Jadi dalam bahasa asing tersebut kata mendengarkan sama dengan menyimak (listening).
Kebanyakan orang Indonesia pun mengutip makna kata tersebut dari bahsa Inggris,
sehingga mendengarkan dengan menyimak bermakna sama.
Keterampilan menyimak adalah kemampuan seseorang dalam
memperhatikan bacaan, tulisan, atau lambang, serta ucapan orang. Ketermpilan
menyimak adalah suatu kemampuan yang amat penting agar mudah memperoleh
pengetahuan-pengetahuan baru yang berguna bagi hidup dan kehidupan manusia.
Tanpa keterampilan menyimak segala
pengetahuan yang bermanfaat tidak dapat dicerna dengan sempurna. Sebab dengan
menyimak yang termpilan pengetahuan-pengtetahuan baru akan cepat dan mudah
diperoleh. Ketermpilan itu membutuhkan kecekatan dan kecermatan.
Ciri-Ciri Menyimak
Penyimak yang
baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) siap fisik dan mental, b)
konsentrasi, c) motivasi, d) objektif, e) menyeluruh, f) menghargai, g)
selektif, h) sungguh-sungguh, i) tidak mudah terganggu, j) cepat menyesuaikan
diri, k) kenal arah pembicaraan, l) kontak dengan pembicara, m) merangkum, n)
mengevaluasi, dan o) merespon
Ciri-ciri penyimak yang baik menurut Anderson yang
dikutif oleh
1. Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik adalah penyimak yang
mempersiapkan diri untuk menyimak. Ia memiliki kesiapan isik dan mental
seperti sehat, tidak lelah, mental stabil dan pikiran jernih.
2. Konsentrasi
Penyimak dapat memusatkan perhatian dan pikirannya
terhadap apa yang disimak. Bahkan ia dapat menghubungkan apa ang disimak dengan
apa yang ia ketahui.
3. Bermotivasi
Penyimak yang baik mempunyai motivasi atau punya
tujuan tertentu. Misalnya ingin menambah pengetahuan atau ingin mempelajari
sesuatu.
4. Objektif
Selalu tau apa yang dibicarakan dan sebaliknya
penyimak selalu menghargai pembicara walaupun pembicara kurang menarik
penampilannya.
5. Menyimak secara utuh atau menyeluruh
Menyimak secara utuh atu keseluruhan, si penyimak
tidak hanya menyimak hal yang disukai tapi menyimak secra keseluruhan
5. Selektif
Dapat memilih bagian-bagian yang dianggap penting
dari bahan simakan, tidak semua ahan simakan diterima begitu saja, tetapi ia
dapat menemukan bagian yang dianggap penting.
6. Tidak mudah terganggu
Tidak mudah terganggu oleh suara-suara yang lain
di luar bunyi yang disimaknya. Andaikata ada yang membedakan perhatiannya
dengan cepat ia kembali kepada bahan yang disimaknya.
7. Menghargai pembicara
Peny imak harus menghargai pembicara. Penyimak
tidak boleh menganggap remeh terhadap pembicara.
8. Cepat
menyesuaikan diri dan kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik dapat dengan cepat menduga
kearah mana pembicaraan bahkan mungkin ia dapat menduga garis besar isi
pembicaraannya.
9. Tidak emosional
Penyimak yang baik dapat menyimak dengan bak
terhadap pokok pembicaraan bahkan mungkin ia dapat mendua garis besar isi
pembicaraan.
10. Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak
dengan pembicara, misalnya dengan memperhatikan pembicara dan memberikan
dukungan kepada pembicara melalui mimik, gerak atau ucapan tertentu.
11. Merangkum
Penyimak yang baik dapat menangkap isi pembicaraan
atau bahan simakan. Misalnya dengan membuat rangkuman dan menyajikan atau
menyampaikannya sesudah selesai menyimak. Namun perlu diingat selama
menyimak jangan hanya asyik membuat catatan-catatan apabila mencatat semua hal
yang diucapkan atau disampaikan pembicara.
12. Menilai
Tahap menyimak yang baik adalah proses penilaian
terhadap materi yang disampaikan.
13. Mendengarkan tanggapan
Bagian terakhir dari proses menyimak ialah
mengevaluasi bahan simakan. Penyimak mengungkapkan tanggapan atau reaksi,
misalnya dengan megemukakan komentar. Reaksi akan terpancar dari ucapan-ucapan
yang pendek seperti wah, menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan
sebagainya.
Jenis-Jenis
Menyimak
Menurut Henry
Guntur Tarigan menggolongkan beberapa jenis keterampilan menyimak berdasarkan
kriteria tertentu sebagai berikut
3. Menyimak
Ekstensif
Menyimak
ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan
lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari
seorang guru. Kegiatan menyimak ekstensif dapat dibagi empat, yaitu sebagai
berikut:
a.
Menyimak Sekunder
Menyimak
sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya dilakukan sambil
mengerjakan sesuatu.
b.
Menyimak Estetik
Dalam
menyimak esetetik secara imajinatif penyimak ikut merasakan karakter dari
setiap pelaku dengan tujuan memperoleh kesenangan.
c.
Menyimak Pasif
Menyimak
pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya
menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti.
d. Menyimak
Sosial
Menyimak
tipe ini berlangsung dalam situasi sosial dan memberikan respon dan perhatian
terhadap hal yang disampaikan oleh orang lain.
2. Menyimak Intensif
Menyimak intensif lebih diarahkan pada suatu
kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Pada
menyimak intensif, penyimak memahami isi simakan secara terinci, teliti,
cermat, dan mendalam terhadap bahan yang disimaknya. Bagian- bagian dari
menyimak intensif adalah sebagai berikut :
a.
Menyimak Kritis
Menyimak
kritis bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai
gagasan, ide, dan informasi dari pembicara.
b.
Menyimak Konsentratif
Menyimak
konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/ hal yang disimaknya.
c.
Menyimak Kreatif
Menyimak
kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang.
d.
Menyimak Interogatif
Menyimak
interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan
selektivitas, pemusatan perhatian.
e.
Menyimak Eksploratori
Menyimak
eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan
menemukan berbagai hal informasi atau pesan.
Pada
umumnya menyimak itu ada 3 jenis yaitu, menyimak lisan, menyimak tulisan, dan
menyimak campuran. Menyimak lisan adalah menyimak pembicaraan orang lain baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menyimak secara langsung adalah langsung
berhadapan dengan pembicara. Menyimak tidak langsung misalnya menyaksikan atau
mendengar dari televisi, radio, atau kabar orang lain.
Menyimak
tulisan adalah menyimak lambang-lambang bunyi berupa tulisan dari media lain
seperti buku, tabloid, jurnal, website, dan sebagainya yang bersifat
lambang tulis.
Menyimak
campuran adalah menyimak suara dan tulisan, di zaman modern ini untuk menambah
pemahaman suatu simakan banyak narasumber yang kreataif dengan menampilkan
suara dan tulisan dalam sebuah video di berbagai media sosial baik yang
bersifat ilmiah maupun hiburan.
Tujuan
Menyimak
Menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta
gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Menurut Henry Guntur Tarigan terdapat
8 tujuan menyimak diantaranya adalah: (1) Menyimak untuk belajar Menyimak untuk
menikmati (2) Menyimak untuk mengevaluasi (4) Menyimak untuk mengapresiasi (5) Menyimak
untuk mengkomunikasikan ide-ide (7) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi (8) Menyimak
untuk memecahkan masalah (9) Menyimak untuk meyakinkan.
Para ahli komunikasi yang dikutip oleh Thompkins &
Hoskisson menggolongkan dalam lima hal yang spesifik antara lain sebagai
berikut
1.
Menyimak diskriminatif
Dalam kegiatan menyimak diskriminatif, orang-orang membeda-
bedakan suara-suara dan mengembangkan kepekaan terhadap komunikasi nonverbal.
2.
Mendengarkan estetik
Dalam kegiatan menyimak dipergunakan untuk kesenangan. Ketika
kita menyimak seseorang yang membaca cerita –cerita dengan suara yang keras
atau deklamasi syair merupakan kegiatan (hal) yang menyenangkan.
3.
Mendengarkan bertujuan
Dalam kegiatan menyimak jenis ini memiliki tujuan untuk
mendapatkan informasi dari apa yang didengar dan disimak.
4.
Mendengarkan kritikal
Orang-orang mendengarkan untuk mendapatkan informasi dan lalu
melakukan evaluasi pesan tersebut.
5.
Mendengarkan terapetik
Orang-orang mendengarkan untuk mengikuti penutur (pembicara)
berbicara mengenai suatu masalah.
Unsur-Unsur Keterampilan Menyimak
Unsur-unsur keterampilan menyimak
adalah bagian bagian penting dalam simakan. Jenis-jenis keterampilan menyimak secara
umum yaitu, menyimak lisan, menyimak tulisan, dan menyimak campuran. Dari
jenis-jenis itu ada unsur masing-masing yang terdapat di dalamnya.
Secara lisan unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2)
penyimak, (3) bahan simakan, (4) hasil simakan.
Yang dimaksud dengan pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan
secara lisan. Penyimak adalah orang yang melakukan simakan. Bahan simakan yang
dimaksud adalah bersifat lisan, seperti suara orang yang berbicara, gerak orang
yang menyampaikan dengan isyarat atau gerak. Bahan simakan lisan adalah
disampaikan dengan suara atau gerakan berupa tangan, alat indera dan gambar. Hasil
simakan adalah menceritakan kembali, menerangkan kembali, atau memaparkan apa yang disimak oleh penyimak secara lisan.
Unsur-unsur ketermpilan menyimak tulisan antara lain, (1) sumber
simakan tulisan, (2) penyimak, (3) hasil simakan tulis. Sumber simakan seperti
buku, tabloid, website, jurnal, dsb. Penyimak adalah orang yang menyimak suatu
tulisan, gambar, atau lambang. Hasil
simakan, penyimak dapat meriveu kembali apa yang disimak secara tertulis.
Unsur-unsur ketermpilan menyimak campuran adalah (1) sumber simakan
campuran , (2) penyimak, (3) hasil simakan campuran. Sumber simakan biasanya
terdiri atas lisan dan tulisan, misalnya suatu video dengan menampilkan suara
sekaligus tulisan dan atau guru yang membacakan tulisannya di depan siswa,
sekaligus menampilkannya dengan slide di depan kelas. Hasil simakan
bersifat campuran yaitu, disampaikan melalui suara dan tulisan sekaligus dengan
waktu yang bersamaan dalam sebuah video dan pembacaan tulisan dengan
memperdengarkan suara yang dilakukan oleh narasumber.
Ketiga jenis simakan di atas dapat diuji kebenarannya dengan cara
membandingkan, seperti perbandingan kemampuan menyimak lisan dengan tulisan,
perbandingan menyimak campuran dengan lisan atau tulisan, dan pengaruh
kemampuan menyimak lisan atau tulisan dengan menyimak campuran. Tentu apabila
dibandingkan dapat dilihat perbedaan dan persamaannya secara dinamis. Begitu
juga dengan pengaruh keterampilan-ketempilan atau kemampuan-kemampuan tersebut.
Tahapan Menyimak
Dari pengamatan yang dilakukan
terhadap kegiatan menyimak pada para siswa sekolah dasar, Ruth G. Strickland
menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan
dan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh
1.
Menyimak
Berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung
dalam pembicaraan mengenai dirinya.
2.
Menyimak
dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat ganggungan dengan adanya
selingan-selingan perhatian kepada hal-hal diluar pembicaraan.
3.
Setengah
menyimak, karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk
mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang
anak.
4.
Menyimak
serapan, karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang
kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
5.
Menyimak
sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak. Perhatian secara
seksama berganti dengan keasyikan lain. Hanya memperhatikan kata-kata sang
pembicara yang menarik hatinya saja.
6.
Menyimak
asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang
mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan
yang disampaikan sang pembicara.
7.
Menyimak
dengan reaksi berkala, etrhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun
mengajukan pertanyaan.
8.
Menyimak
secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran si pembicara.
Penutup
Keterampilan menyimak di berbagai tingkatan sekolah sangat
diperlukan. Dengan keterampilan menyimak yang baik akan memperolah hasil yang
baik. produksi hasil simakan adalah indicator kemampuan seorang murid dalam
menyimak. Apakah hasil simakan sesuai dengan sumber simakan, tentu kembali
kepada kemampuan penyimak.
Menyimak yang optimal memerlukan latihan dan metode tersendiri.
Metode penyampaian, dan metode penerimaan atau menyimak salig berhubungan
karena untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal.
Daftar Bacaan
Fadilah, S. N.
(2021). Keterampilan Menyimak siswa sekolah dasar. Jakarta: UIN Jakrta.
Hoskisson, T.
&. (1995). Language Arts: Content and Teaching Strategies. New
Jersey: Prentice Hall Inc.
Navisah, I. (2023,
Februari 27). Ciri-Ciri Penyimak Yang Baik. Retrieved from
http://iffatunnavisah.blogspot.com/:
http://iffatunnavisah.blogspot.com/2015/11/ciri-ciri-penyimak-yang-baik.html#.Y_zHEHZBzIU
Rezha Lydiani dan
Anggia Pratiwi. (2021). Makalah Tahapan Menyimak. Jakarta: Kelompok
Diskusi.
Ridwanuddin, D.
(2008). Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press.
Tarigan, H. G.
(2013). Menyimak Sebagai suatu Keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Triyadi, S.
(2015). Efektifitas Penggunaan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan bahasa Indonesia. Jurnal
Pendidikan Uniska, Volume 3, Nomor 2, November, 233.
Komentar
Posting Komentar